China Minta Bank untuk Berhenti Mendukung Cryptocurrency, Harga Bitcoin Kembali Anjlok

oleh
China minta bank untuk berhenti mendukung cryptocurrency, harga Bitcoin kembali anjlok
Ilustrasi mata uang bitcoin (Sumber: Finansial Times)

China Minta Bank untuk Berhenti Mendukung Cryptocurrency, Harga Bitcoin Kembali Anjlok

www.suryanenggala.id-Setelah menutup operasi penambangan Bitcoin di provinsi Sichuan beberapa waktu lalu, Kali ini Pemerintah China kembali memperluas tindakan kerasnya terhadap cryptocurrency, dengan memberi tahu bank dan platform pembayaran lainnya untuk berhenti mendukung transaksi mata uang digital yang akhir akhir ini banyak dibicarakan karena nilainya yang melambung mengungguli harga emas itu, seperti dilansir di laman bbc.com/news/business, selasa (22/062021).

Harga Bitcoin merosot lebih dari 10% pada hari Senin tetapi stabil di perdagangan Asia pada hari Selasa. Nilai cryptocurrency telah turun sekitar 50% sejak mencapai rekor tertinggi di atas $63.000 pada bulan April.

Pada hari Senin, bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), memanggil beberapa bank besar dan perusahaan pembayaran untuk meminta mereka mengambil tindakan lebih keras atas perdagangan cryptocurrency.

Bank diberitahu untuk tidak menyediakan produk atau layanan seperti perdagangan, kliring dan penyelesaian untuk transaksi mata uang kripto, kata PBOC dalam sebuah pernyataan .
Selain itu Pemberi pinjaman terbesar ketiga di China berdasarkan aset, Bank Pertanian China, mengatakan pihaknya mengikuti panduan PBOC dan akan melakukan uji tuntas pada klien untuk membasmi kegiatan ilegal yang melibatkan penambangan dan transaksi cryptocurrency.
Tak ketinggalan, Bank Tabungan Pos China juga mengatakan tidak akan memfasilitasi transaksi cryptocurrency apa pun.

Baca juga:

Platform pembayaran seluler dan online China Alipay, yang dimiliki oleh raksasa teknologi keuangan Ant Group, mengatakan akan menyiapkan sistem pemantauan untuk mendeteksi transaksi cryptocurrency ilegal.

Langkah terbaru datang setelah pihak berwenang di provinsi barat daya Sichuan pada hari Jumat memerintahkan operasi penambangan Bitcoin untuk ditutup.

Tercatat China memiliki andil yang cukup besar yakni, menyumbang sekitar 65% dari penambangan Bitcoin global tahun lalu, dengan peringkat Sichuan sebagai produsen terbesar kedua, menurut penelitian oleh University of Cambridge.
Bulan lalu kabinet China, Dewan Negara, mengatakan akan menindak penambangan dan perdagangan cryptocurrency sebagai bagian dari kampanye untuk mengendalikan risiko keuangan.


Beberapa analis telah memperingatkan potensi penurunan lebih lanjut dalam harga Bitcoin karena fenomena grafik harga yang dikenal sebagai “death cross”, yang terjadi ketika garis tren rata-rata jangka pendek melintasi di bawah garis tren rata-rata jangka panjang.
Akibat turunnya harga Bitcoin, Cryptocurrency lainnya juga turun karena investor khawatir adanya regulasi mata uang digital yang lebih ketat di seluruh dunia.

Anjlognya harga Bitcoin dan alt coin yang lainnya juga dirasakan imbasnya oleh trader Indonesia. “ Nilai asset saya berkurang hingga mencapai 60%, memang beberapa tren penurunan harga cryptocurency akhir akhir ini sangat sulit diprediksi, entah sampai kapan kondisi pasar seperti ini akan berlangsung” jelas seorang trader cryptocurency yang tak mau disebut namanya pada Surya Nenggala, Selasa (22/6/2021).


(Red SN)

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *