Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117: Semangat Persatuan dan Pelestarian Budaya di Madiun

oleh -78 Dilihat
Foto : Prs/Suryanenggala Media

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117: Semangat Persatuan dan Pelestarian Budaya di Madiun

www.suryanenggala.idMadiun. Pada tanggal 20 Mei 2025, kita tidak sekadar memperingati sebuah tanggal dalam kalender nasional, tetapi juga membuka kembali halaman penting dari sejarah perjuangan bangsa. Halaman yang ditulis bukan dengan tinta biasa, melainkan dengan kebangkitan kesadaran, semangat persatuan, dan keberanian menolak untuk terus terjajah, 117 tahun yang lalu, di tengah keterbatasan dan tekanan kolonialisme.

Lahirnya sebuah kesadaran baru yang menyalakan api perubahan melalui pendirian Budi Utomo, bangsa ini mulai membangun keyakinan bahwa nasib tidak boleh selamanya digantungkan kepada kekuatan asing.

Ratusan pesilat berfoto bersama Bupati Madiun, Hari Wuryanto, dan jajaran Forkopimda usai upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional di lapangan Desa Bangunsari, Kecamatan Dolopo, pada Selasa (20/5/2025) pagi.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun pada Selasa pagi ini memiliki keunikan tersendiri. Bertempat di Lapangan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, upacara tidak hanya dihadiri oleh jajaran ASN dan Forkopimda, tetapi juga melibatkan para pendekar dari 14 perguruan pencak silat di Madiun.

Keterlibatan para pesilat ini bukan sekadar seremoni, melainkan simbol kuat dari semangat kebangkitan yang ingin digaungkan Pemkab Madiun melalui pelestarian budaya dan pembinaan generasi muda.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117: Semangat Persatuan dan Pelestarian Budaya di Madiun

Usai upacara, Bupati Madiun, Hari Wuryanto, secara simbolis menyerahkan bantuan berupa matras kepada seluruh perguruan silat, serta kunci gedung Kampung Pesilat sebagai kantor bersama para perguruan. “Karena Kabupaten Madiun sudah kita canangkan sebagai Kampung Pesilat, maka momentum Harkitnas ini menjadi saat yang tepat untuk membangkitkan semangat prestasi para pesilat,” ujar Bupati Hari Wuryanto.

Bupati juga menyampaikan harapannya agar pesilat Madiun bisa berkiprah di level nasional bahkan internasional. Melalui ajang-ajang seperti Bupati Cup, pihaknya mendorong munculnya atlet-atlet pencak silat berprestasi dari daerah.

Lebih dari itu, pelibatan seluruh perguruan dalam satu kegiatan bersama dinilai menjadi kunci menjaga kerukunan dan kebersamaan. “Alhamdulillah, panjenengan semua bisa berbaur. Ini menunjukkan kebersamaan luar biasa. Mulai sekarang semua perguruan silat bisa berkantor bersama di Padepokan Kampung Pesilat,” jelasnya.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117: Semangat Persatuan dan Pelestarian Budaya di Madiun

Kegiatan yang juga diisi dengan pertandingan persahabatan antarperguruan itu, menurut Bupati, menjadi upaya nyata menjaga harmoni di tengah keragaman. Ia menekankan pentingnya semangat “guyub rukun” yang harus dijaga oleh semua elemen masyarakat.

Menariknya, kegiatan upacara Harkitnas tahun ini digelar di lokasi berbeda dari biasanya. Pemkab Madiun memang sengaja mengadakan upacara keliling di berbagai kecamatan. “Selain untuk pemerataan kegiatan ekonomi, ini juga sebagai bentuk promosi bahwa Kabupaten Madiun itu luas dan indah. Lapangan Bangunsari ini contohnya, cocok untuk kegiatan keluarga dan komunitas,” pungkas Bupati.

Dengan semangat kebangkitan dan persatuan, Pemkab Madiun menunjukkan bahwa silat bukan sekadar bela diri, tetapi juga media untuk membangun karakter, prestasi, dan persaudaraan antargenerasi.

(Prs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *