Bupati Madiun Tinjau Pasar untuk Memastikan Ketersediaan dan Stabilitas Harga Bahan Pokok
www.suryanenggala.id -Madiun. Bupati Madiun, Hari Wuryanto, melakukan kunjungan ke beberapa pasar di daerahnya untuk memantau ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok. Dalam kegiatan tersebut, yang berlangsung pada Rabu (12/3/2025), Bupati yang akrab disapa Mas Hari ini didampingi oleh Forkopimda dan pimpinan OPD.
Kunjungan ini mencakup Pasar Pagotan, Gudang Bulog, dan Pasar Baru Caruban di Kabupaten Madiun. Selama berkeliling di pasar, Mas Hari terlihat akrab dengan para pedagang, yang menyambutnya dengan hangat dan menyampaikan berbagai aspirasi mereka layaknya kepada anggota keluarga.

Di Pasar Baru Caruban, beberapa pedagang mengungkapkan keluhan mengenai sepinya pembeli dan masalah atap pasar yang bocor, yang mengganggu aktivitas mereka saat hujan. Menanggapi keluhan tersebut, Mas Hari menjelaskan bahwa permasalahan di pasar sangat kompleks. Ia menambahkan bahwa lokasi Pasar Baru Caruban yang relatif jauh dari permukiman penduduk menjadi tantangan tersendiri dalam menarik pengunjung.
Sebagai solusi, Mas Hari berencana untuk mendatangkan investor yang dapat membangun industri di sekitar pasar, sehingga dapat meningkatkan keramaian seiring dengan pertumbuhan populasi. “Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menarik investor agar lebih banyak pabrik yang berdiri di sini. Apalagi, kawasan industri sudah dibebaskan dari LP2B dan LSD-nya, jadi jika ada investor yang berminat, kami akan menyambutnya,” ujarnya.
Terkait ketersediaan pangan, Bupati Madiun menyatakan bahwa stok masih aman untuk satu bulan ke depan, dan harga-harga bahan pokok juga tetap terjangkau. “Minyakita, takarannya masih sesuai. Tadi saya minta masyarakat untuk melihat langsung di Pasar Pagotan, Gudang Bulog, dan Pasar Baru Caruban, dan Alhamdulillah semua sesuai dengan takaran pabrik,” jelasnya.
Baca Juga :
Mas Hari juga menambahkan bahwa jika terjadi kenaikan harga, pihaknya akan segera menggelar operasi pasar. Mengenai stok cabai, ia menjelaskan bahwa mereka bekerja sama dengan petani milenial dan membatasi pembelian untuk mengatasi lonjakan harga.
(Pras)