Bupati Mojokerto Hadiri Khitanan Massal di LKSA Tarbiyatul Aitam

oleh
Bupati Mojokerto Hadiri Khitanan Massal di LKSA Tarbiyatul Aitam
Foto:Omn/Ar

Bupati Mojokerto Hadiri Khitanan Massal di LKSA Tarbiyatul Aitam

www.suryanenggala.id – Kabupaten Mojokerto. Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menghadiri acara khitanan massal yang dilaksanakan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Tarbiyatul Aitam, Desa Kebondalem, Kecamatan Mojosari, pada Rabu (19/6) sore.

khitanan massal yang diikuti 33 anak tersebut, Bupati Ikfina juga menyerahkan secara simbolis bantuan permakanan kepada LKSA Tarbiyatul Aitam yang juga turut dihadiri Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto, Kabag Kesra Setda Kabupaten Mojokerto Nunuk Djatmiko, ketua LKSA Tarbiyatul Aitam M. Muslich dan jajaran Forkopimca Mojosari.

Dalam sambutannya, Bupati Ikfina mengungkapkan, bahwa khitanan adalah salah satu bagian dari syariat agama. Dari pandangan agama, fungsi dari khitan adalah mempermudah dan mempercepat proses pembersihan fisik sebagai salah satu syarat sahnya ibadah, karena Ibadah dimanapun harus bersih.

“Kalau sudah sunat ketika kencing, dibersihkan tidak ada lagi kencing yang tersisa, kalau tidak sunat ketika kencing pasti ada yang tersisa dan itu adalah najis. makannya ini adalah untuk menyempurnakan bagaimana untuk bersuci,” jelasnya.

Bupati Mojokerto Hadiri Khitanan Massal di LKSA Tarbiyatul Aitam
Foto:Omn/Ar
Bupati Mojokerto Hadiri Khitanan Massal di LKSA Tarbiyatul Aitam
Foto:Omn/Ar

Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto juga mewanti-wanti, agar anak yang setelah di khitan untuk menjaga jahitannya supaya tidak terkena air dan selalu mengkonsumsi protein untuk membantu mempercepat proses penyembuhan setelah di khitan.

“Obatnya dihabiskan dan tidak boleh ‘tarak’. saya khawatir tidak boleh makan telur takut bernanah, justru harus makan telur, kasih makan protein atau zat pembangun supaya jahitannya segera kering,” jelasnya.

Diakhir sambutannya, Ia juga menyampaikan terima kasih kepada LKSA Tarbiyatul Aitam yang telah menyelenggarakan khitanan massal yang ditujukan untuk menyempurnakan Thaharah atau bersuci pada kaum laki-laki muslim bukan sebagai pertanda akil baligh.

“Saya mengucapkan terima kasih banyak, karena ini adalah bagian bagaimana kita menyempurnakan anak-anak kita dalam Thaharah,” pungkasnya.

(Sumber : Diskominfo Kab Mojokerto)

(Prm;gd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *