Surya Nenggala

Motif Pembunuhan di Kediri Karena Sakit Hati, Sering Dikatai Stres Oleh korban

Foto : Humas Polresta Kediri

Motif Pembunuhan di Kediri Karena Sakit Hati, Sering Dikatai Stres Oleh korban

www.suryanenggala.idKediri. Polres Kediri Kota menggelar jumpa pers tentang seorang ayah yang diduga membunuh anak kandungnya sendiri. Yakni DL (20), warga desa Bangle, Kecamatan Ngadiluwih.

Dalam jumpa pers ini, polisi memperkenalkan para pelaku.
S, yang akrab disapa Totok (53), berpakaian tahanan dan berdiri dengan satu kaki dibalut.

Motif Pembunuhan di Kediri Karena Sakit Hati, Sering Dikatai Stres Oleh korban
AKP. Rizkika Atmadha Putra saat konferensi pers

Kapolsek AKP. Rizkika Atmadha Putra mengatakan, pelaku pembunuhan ditangkap setelah seminggu dalam pelarian. “Hanya dua hari sebelum penangkapan, kami juga mengikuti yang bersangkutan. Mari kita lihat dimana kendaraan yang digunakan identik. Kendaraan yang digunakan adalah Honda Beat biru yang hanya diubah menjadi merah dan putih,”tuturnya.

Pelaku ingin berniat bunuh diri dalam pelarian. Jadi dia menulis surat wasiat dan membawa putas ¹ untuk mengakhiri hidupnya. 

AKP Rizkika pun menjelaskan kronologis pembunuhan tersebut. Setelah pemeriksaan awal, korban pulang kerja dan berganti pakaian pada pukul 21.00. WIB Rabu, 5 Juli. Setelah berganti pakaian, tersangka menghampiri kamar korban lalu memegang tangannya. Korban berteriak, kemudian korban dicekik dan disumpal hingga menyebabkan korban terpeleset dan jatuh.

“Menurut hasil otopsi, ada luka di kepala. Korban yang tak sadarkan diri kemudian dibawa ke kamar mandi. Di kamar mandi, tersangka mencabuli atau memperkosa korban. Tersangka kemudian memeriksa denyut nadi korban dan masih terdeteksi denyut nadi,” imbuhnya.

Tersangka mencoba mempercepat kematian korban dengan membenamkan kepalanya ke dalam air.
Tak lama kemudian, tersangka mengambil tas/ karung tersebut dan meletakkannya di saku belakang celananya.

Baca Juga :

“Ada karung atau dua tas, lalu korban dimasukkan ke dalam tas. Saat dimasukkan ke dalam tas, mulutnya dilakban dan tangannya diikat ke kakinya. Setelah itu, tersangka membawa korban di jalan dengan sepeda motor,”tandasnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan selama ini pelaku bertanggung jawab atas pembunuhan korban, motifnya sakit hati karena dihina dan dikatai stress.
“Diperlukan empat pasal, yakni Pasal 44(1)(3) UU PKDRT Sekunder 338. Kemudian Pasal 286, Pasal 365(1) dan (3)”, jelas Riskika. Pelaku yang saat itu sedang menunduk dimintai keterangan mengatakan dirinya terluka karena sering dihina oleh anaknya.

“Saya sakit hati karena anak tersebut sering menghina saya, mereka bilang saya stress, saya kasih nasehat, tetap ngatain stress”, pungkas pria yang setiap hari kerja serabutan itu.

( Achm )

Exit mobile version