Ucapan Bela Sungkawa Diberikan Bonek Tribun Family Atas Tragedi Kanjuruhan

oleh
Ucapan Bela Sungkawa Diberikan Bonek Tribun Family Atas Tragedi Kanjuruhan
Bagus bersama bonek tribun family

Ucapan Bela Sungkawa Diberikan Bonek Tribun Family Atas Tragedi Kanjuruhan

www.suryanenggala.id – Surabaya. Salah satu pentolan komunitas Bonek Tribun Family Bagus Fandi Ibrahim (36) dan juga perwakilan dari komunitas bonek mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas tragedi kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Menurut Bagus yang biasa disapa dengan panggilan (Cakgreen) ini, Tidak ada kemenangan yang sebanding dengan nyawa jika kemenangan semalam membuat banyak korban. Saya dan teman-teman bonek juga lebih baik kalah, tragis memang namun rentetan kejadian seperti ini juga menjadi bom waktu dari lama.

Saat wartawan meminta konfirmasi Bagus melalui telepon selulernya, menanyakan pendapatnya terkait apa yang dilakukan suporter Aremania pemuda asli Surabaya ini menjelaskan, “Dikatakan salah jelas salah, namun yang bertanggung jawab atas kesalahan semalam juga banyak.

  1. Panpel memaksa tiket yang seharusnya 30ribu jadi 46 ribu
  2. Pitch invasion berlebihan yang mengakibatkan aparat menembakkan gas air mata ke tribun yang yang di dalam tribun tersebut banyak balita dan wanita yang ketika akan terjadi hal demikian pasti panik
  3. Selalu dan selalu hal ini terjadi (hindari dukungan dan psywar nyanyian dibunuh saja) yang justru akan menambah masalah dikemudian hari. Saya berharap tidak ada lagi korban2 selanjutnya yang membuat orang tua dirumah menangis ketika mendapat kabar bahwa anak dan cucunya meninggal dalam tragedi sepakbola.” Jelasnya kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).
Baca Juga :

Masih kata Bagus, dirinya setuju atas perintah Presiden Jokowi untuk memberhentikan Liga 1 ini selama satu tahun untuk PSSI mengevaluasi dan mengantisipasi agar kejadian ini tidak terulang lagi.

“Saya sendiri setuju karena ini demi kemanusiaan namun jangan hanya liganya yang dihentikan
kalau bisa PSSI juga diberikan sanksi. Atas penolakan perpindahan jadwal main dari jam malam ke sore. Dukanya hilang, namanya kembali terlupakan hastagnya tenggelam, supporter kembali bersorak.
Tetapi ibunya seumur hidup membenci sepak bola.” Tutupnya.

(As)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *