Surya Nenggala

Pandemi Membuat Bisnis Minuman Gula Jahe Seduh Semakin Hangat

Pandemi Membuat Bisnis Minuman Gula Jahe Seduh Semakin Hangat

www.suryanenggala.id – Banyumas. Jahe menjadi salah satu rempah-rempah yang naik pamornya saat pandemi. Lantaran jahe dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh jika dipadukan dengan rempah lainnya.

Selain jadi bumbu masak, biasanya jahe hanya dikonsumsi bersama rempah lain seperti temulawak, kunyit dan lainnya dalam bentuk minuman herbal atau jamu.

Nah, ditangan Dedi (34) dan istrinya Anna (32) asal Purwokerto Banyumas jahe kini diolah menjadi minuman kekinian dibawah brand Gula Jahe Sedu (GJS) Berkah diceritakan Wartawan Suryanenggala sudah dirintis sejak Juni 2020 dan berlokasi di Banyumas, Jawa Tengah.

“Kebetulan di saat yang bersamaan munculah pandemi virus corona dimana setiap orang harus menjaga kesehatan dan imun tubuhnya. Jahe merupakan salah satu rempah yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Dari situlah kemudian muncul ide untuk meluncurkan produk baru berupa Gula Jahe Sedu dengan merek GJS Berkah ” cerita Dedi (34) kepada Suryanenggala.

Untuk pemasaran produk Gula Jahe Seduh GJS Berkah menggunakan reseller yang kini sudah tergabung 100 orang sejak awak dirintis. Nantinya para reseller Gula Jahe Seduh yang akan memasarkan produknya melalui marketplace. Perihal harga produk Gula Jahe Sedu Rp 20.000 perbungkus untuk reseller, sedangkan untuk harga konsumen di kisaran Rp 25.000 sampai Rp 35.000 perbungkus.

Baca Juga :
Pandemi Membuat Bisnis Minuman Gula Jahe Seduh Semakin Hangat

Satu bungkus Gula Jahe Seduh GJS Berkah dapat dikonsumsi 10 kali minum. Jahe yang digunakan adalah Jahe Enprit pilihan. GJS Berkah merupakan kombinasi dari jahe emprit dan gula kelapa pilihan.
Pemilik produk mengklaim bahan baku yang digunakan alami tanpa pengawet dan pemanis buatan, serta praktis karena sudah terdapat gula pilihan didalamnya.

Sebulan Gula Jahe Sedu diproduksi sekitar 5000 bungkus. Produk GJS Berkah disebut Dedi (34) sudah menjangkau seluruh Indonesia dengan ratusan reseller yang dimiliki. Untuk penjualan ke luar negeri diungkap Dedi (34) memang belum dilakukan, namun Ia membuka peluang bagi siapa saja yang berkenan menjadi reseler produk-produk GJS Berkah baik itu untuk dalam negeri dan luar negeri

ILAF DWI ANDEGA pimpinan Kantor Hukum Nenggala Alugoro Cab. Purbalingga sebagai Konsultan hukum dan bisnis, menuturkan potensi olahan jahe dapat dikatakan menjanjikan, terlebih saat pandemi mulai masuk ke Indonesia. Inovasi jahe digabung dengan Gula dinilai Ega jadi produk yang masih diminati meski pasca pandemi. “Pebisnis Gula jahe masih akan berkembang karena gula jahe punya banyak penggemar dan jahe punya nilai kesehatan,” ungkap Ega.

Untuk menggaet konsumen milenial, Ega menyarankan agar olahan Jahe bisa di buat Varian lainnya dengan bahan yang digemari anak muda. “Jika ingin produknya disukai oleh anak muda harus dilakukan riset untuk menggabungkan gula jahe dengan produk pelengkap yang disukai kaum millenial,” jelas Ega.

(eg)

Exit mobile version