Tanggul Jebol Di Desa Cermen, Wakil Gubernur Jatim Tinjau Langsung

oleh
Tanggul Jebol Di Desa Cermen, Wakil Gubernur Jatim Tinjau Langsung
Wagub Emil Dardak tinjau langsung tanggul jebol(Sumber: Humas Pemkab Gresik)

Tanggul Jebol Di Desa Cermen, Wakil Gubernur Jatim Tinjau Langsung

www.suryanenggala.id-Gresik. Setelah Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini melakukan kunjungan sekaligus memberikan Bansos kepada warga terdampak banjir luapan kali Lamong di Desa Cermen Kecamatan Kedamean, serta kesiapan posko bencana dan dapur umum di balai Desa Gluran Ploso Kecamatan Benjeng sehari sebelumnya.

Pada Senin (8/11/2021), giliran Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak yang akrab disapa Emil Dardak beserta rombongan meninjau langsung terkait tanggul jebol di Desa Cermen akibat banjir luapan kali Lamong. Tapi sebelumnya sempat melakukan sidak di Desa Bengkelo Lor Kecamatan Benjeng terkait bosem.

Situasi saat ini di Jawa Timur, menurut Wakil Gubernur Jatim kepada awakmedia menerangkan terjadi bencana alam di banyak titik. Salah satunya, Gresik yang dari dulu sudah menjadi atensi, bahkan sebelum ramai-ramai banjir baru-baru ini. Bahkan kita masukkan dalam Perpres No. 80 tahun 2020 untuk penanganan banjir kali Lamong.

Menilik kajian dari para pakar, terkait hal ini dijelaskannya memang harus ada tanggul atau ada pelebaran titik tertentu supaya limpasan bisa di tahan. Selain itu, upaya pembebasan lahan sudah berjalan dan anggaran dari pusat sudah turun secara bertahap, dengan tujuan bisa tertangani semua.

” Sebelumnya, Bu Gubernur juga sudah memberi warning setelah mendapat laporan BMKG, akan potensi La nina yang menyebabkan potensi hujan lebih deras, jadi lebih tinggi. Karena lebih tinggi dan daya tampung yang terbatas0 akibatnya terjadi seperti di Desa Cermen yaitu 9 tanggul jebol, Desa Bengkelo Lor 2 tanggul dan desa lainnya terdapat 2 tanggul lagi, total 13 tanggul jebol yang harus segera kita perbaiki. Jadi Kami turun.” Kata Emil Dardak.

Lebih lanjut Pak Emil Dardak mengungkapkan bahwa pemprop memiliki 4 alat berat dan saat ini diperbantukan di Batu. Dan untuk mencari solusi masalah ini, kami bersama dengan Kabid SDA Dinas PU Propinsi Jawa Timur sempat berdiskusi.

Apakah kemudian ada hal-hal yang belum dilakukan pemkab Gresik ?Ternyata setelah kita diskusikan bersama, sebenarnya langkah-langkah untuk penanganan darurat sudah dilakukan guna membenahi tanggul ini tapi dengan keterbatasan alat berat.

Kedua, kaitan dengan pompa, tadi diwacanakan. Masalah pompa bahkan sudah disarankan kepada Bupati Gresik agar dimanfaatkan untuk pengaturan air.

Baca juga:
Tanggul Jebol Di Desa Cermen, Wakil Gubernur Jatim Tinjau Langsung

Untuk memperjelas apa yang disampaikan Wagub Jatim, Dinas PU Bidang Sumber Daya Air Propinsi Jawa Timur Ir. Pramono Hadi Setiawan, MT., menambahkan terkait beberapa daerah yang memiliki tipologi yang berbeda-beda, karakter banjirnya.

Seperti bencana banjir bandang di Batu kemarin, contohnya banjir terjadi akibat sedimentasi dan hutan gundul. Lalu di Surabaya, di mana tampungan-tampungan drainase sudah meluap melebihi kapasitasnya, mungkin bisa dengan menggunakan pompa-pompa semacam itu. Karena untuk menyalurkannya ada. Lah, di sini beda lagi. Karena sungai kita tidak mampu menampung debit air yang ada.

” Sekarang sebetulnya Pemerintah Pusat sedang melaksanakan tugasnya untuk mengatasi ini dengan tanggul-tanggul maupun dengan CCSP. Memang Itu semua masih proses, sehingga keburu La nina ekstrim kemarin, maka terjadilah peristiwa ini,” ungkapnya disamping Wakil Gubernur Jatim.

Sambung, Emil Elistianto Dardak kembali, bahwa yang penting penanganan daruratnya segera kita koordinasikan dengan Forpimda dam Forkopimda.

Air meluap dari sungai, ada tempat airnya tidak meluap tapi bisa banjir. Mengapa demikian, karena airnya turun dari drainase ini, tidak bisa di kirim ke sungai. Itu bisa terjadi salah satunya karena penampang sungai lebih tinggi daripada permukaan air dari drainase. Ini terjadi contohnya di Kemuning. Maka kita pakai pompa, air dibuang ke sungai. Solusi itu bisa saja kalau memang penampang sungai masih ada ruang.

” Tapi ada satu contoh yang kita lihat sudah bagus sebenarnya. Sudah diterapkan seperti di Desa Bengkelo Lor. Punya telaga kemudian menjadi tampungan air, nah bagaimana kita bs meminimalisir,” imbuhnya.

Melihat kondisi lahan di Desa Cermen, Emil Dardak menjelaskan lagi bahwa kelihatan sudah dikonversi menjadi kaplingan, tapi begitu kaplingan di beton air tidak ada tempat terserap. Nanti akan bisa terjadi banjir karena limpasan air bila tidak dipikirkan drainasenya.

” Kita juga memetakan di sini perlunya adanya bosem-bosem tambahan. Saya rasa itu yang bisa dipetik dari pelajaran daerah-daerah tetangga. Saya lihat apa yg bisa diterapkan kita akselerasi, apa yang sudah on the track kita lanjutkan dan kita tidak belok langkah,” tegas Wagub Jatim.

Karena penanggulan maupun normalisasi jalan, dan pemkab Gresik sudah melakukan normalisasi sejak bulan oktober awal. Jadi sudah jalan satu bulan lakukan normalisasi, kita apresiasi pemkab Gresik tidak tidur menghadapi ini, tidak cuman menunggu proyek. Tetapi langkah-langkah yang bisa kita tingkatkan dengan kerjasama antar wilayah,kita dorong, tandasnya.

Setelah dari Desa Cermen rombongan Wakil Gubernur Jatim, meninjau posko banjir dan dapur umum di balai desa Gluran Ploso Kecamatan Benjeng. Selanjutnya meluncur ke Desa Morowudi Kecamatan Cerme meninjau banjir dan normalisasi Kali Lamong.

Pada acara ini selain dihadiri Wakil Gubernur Jatim, tampak Dinas PU SDA Propinsi Jatim, BPBD Jatim, BPBD Kabupaten Gresik, Dinas PUTR Gresik, Dinsos Gresik, Kapolres Gresik, Dandim 0817 Gresik, Camat Kedamean dan Kades Cermen. (As)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *