Site icon Surya Nenggala

Masa lalu Harmoko, Salah Satu Putra Nganjuk Yang Moncer Di Masa Orde Baru

Gambar Ilustrasi (insertlive)

Masa lalu Harmoko, Salah Satu Putra Nganjuk Yang Moncer Di Masa Orde Baru

www.suryanenggala.id-Pada Tahun 90an siapa yang tak kenal sosok pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939 yang populer dengan jargonya “Menurut petunjuk Bapak Presiden”. yang diingat orang-orang yang tumbuh pada masa Orde Baru. Dia adalah H. Harmoko yang meninggal pada hari Minggu 04/07/2021 pada pukul 20.20 WIB di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

Bukan hal yang mudah bagi Harmoko dalam menitih karir, pada saat itu diawali menjadi seorang korektor serta wartawan di harian merdeka, selepas sekolah menengah atas dengan hobinya melukis harmoko dipercaya untuk membuat karikatur sebagai wadah perlawaan misi-misi politik PKI yang sangat ditunggu pembaca merdeka pada saat itu ditahun 1960 dan ditahun 1964 didapuk menjadi ketua PWI.

Baca juga:

Dengan moncernya karir Harmoko di bidang media hal ini membuatnya dilirik Presiden Soeharto hingga akhirnya Harmoko berhasil menjabat sebagai Menteri Penerangan RI selama 14 tahun sejak 1983. Selama menjabat sebagai Menteri, dapat dikatakan Harmoko menjadi salah satu orang kepercayaan  ke-2 Presiden Soeharto. Harmoko dianggap mampu menerjemahkan gagasan-gagasan Soeharto kala itu. Bahkan, Harmoko juga pencetus ide Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa) yang berfungsi untuk menyampaikan informasi dari pemerintah ke publik.

Selain menjadi menteri penerangan Harmoko juga dipercaya untuk memimpin Golongan Karya Tahun 1993 yang saat itu masih belum disebut partai berbeda dengan dua konsestan pemilu yang lain Partai Demokrasi Indonesia dan Partai Persatuan Pembangunan. Harmoko diakhir karirnya di pemerintahan Orde Baru Tahun 1997 Harmoko diangkat sebagai Ketua DPR RI dan MPR RI yang bisa dirangkap dimasa Orde Baru. Yang menjadi fenomeal dalam peristiwa itu adalah  ketika Harmoko yang mengangkat Soeharto sebagai presiden di periode ketujuh. Namun tak berselang lama, dua bulan selanjutnya Harmoko minta Soeharto turun karena desakan rakyat untuk reformasi.

Harmoko dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada hari senin 05/07/2021 karena pernah menerima Bintang Mahaputra dan Bintang Republik yang jarang diterimakan oleh pejabat di Republik ini.

(Rio / antaranews/ viva)

Exit mobile version