Site icon Surya Nenggala

Vaksinasi Guru Tidak Bisa di Jadikan Acuan Untuk Sekolah Tatap Muka

Sumber: instagram @jokowi

Vaksinasi Guru Tidak Bisa di Jadikan Acuan Untuk Sekolah Tatap Muka

www.suryanenggala.id– Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menilai, ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang mesti ditempuh pemerintah sebelum membuka kembali sekolah tatap muka secara nasional saat pandemic Covid-19 masih melanda.

Menjadikan vaksinasi guru sebagai syarat pembelajaran tatap muka (PTM) dinilai kurang tepat. Sebab, risiko penularan Covid-19 akan tetap ada apabila terjadi kerumunan.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko menegaskan, pembukaan sekolah tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan vaksinasi guru. Harus dipastikan pula positivity rate di daerah tersebut.
”Kalau positivity rate di atas 10 persen, sekolah jangan dibuka,” ucap Tri Yunis Miko.

Menurut dia, dengan diketahuinya besaran positivity rate, diketahui pula perbandingan jumlah kasus positif dengan jumlah tes yang dilakukan.

Senada, dokter dan PhD candidate in medical science at Kobe University Adam Prabata menjelaskan, berdasar penelitian dan rekomendasi CDC, pembukaan sekolah kembali disarankan bila sejumlah hal bisa dilakukan dengan baik. Di antaranya, pemeriksaan PCR skala besar terhadap orang yang bergejala, tracing efektif, isolasi pasien positif Covid-19, tindakan mitigasi optimal bisa segera dilakukan bila ada kasus positif Covid-19 di sekolah, serta vaksinasi terhadap guru dan karyawan.

Dia memberi gambaran soal risiko Covid-19 kepada anak. Menurut dia, risiko anak yang positif Covid-19 untuk dirawat inap 20 kali lebih rendah daripada pasien dewasa. Risiko kematian anak pun sangat rendah jika dibandingkan dengan usia yang lebih tua. Namun, satu di antara tiga anak dengan Covid-19 yang dirawat inap berisiko masuk ICU. Mereka juga berisiko mengalami multisystem inflammatory syndrome.

Baca juga :

Sebelumnya Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, vaksinasi hanya salah satu langkah intervensi dalam pengendalian Covid-19.
“Tentunya kita akan bahas komprehensif. Kita tidak bisa hanya lihat cakupan vaksinasi saja,” ujarnya

Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mem¬buka kembali sekolah. Pertama, Pemerintah mempertimbangkan laju penularan Covid-19. Kedua, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Ketiga, cakupan vaksinasi yang sudah rampung dilakukan ketika sekolah hendak dibuka.

Sementara Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengingatkan, setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah selama pandemi virus Corona, harus dilakukan atas seizin dan disetujui orang tua murid, pemerintah daerah, pihak sekolah dan, siswa.
“Baik pemerintah daerah, penyelenggara kegiatan belajar mengajar, orang tua murid dan bahkan siswa, harus sepakat terlebih dahulu, untuk memulai KBM tatap muka,” katanya.

Sekolah yang bakal menggelar belajar tatap muka, wajib menyiapkan sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan. Dengan begitu, aktivitas itu tak berpotensi menularkan Covid-19.

(Tim)

Exit mobile version