Kaya Mendadak Petani Cabai Dusun Pucuk Borong Perhiasan dan Kendaraan

oleh
Sumber: instagram @petani.indonesia

Kaya Mendadak Petani Cabai Dusun Pucuk Borong Perhiasan dan Kendaraan

www.suryanenggala.id– Mojokerto. Ratusan Petani cabai mendadak bergelimang harta, seperti yang kita ketahui belakangan ini harga cabai melonjak tinggi. Sejak 2 bulan terakhir harga cabai tembus Rp. 120.000 per kilogramnya. Disaat banyak masyarakat yang menjerit karena tingginya harga cabai di pasaran, ternyata tidak demikian halnya dengan para petani cabai di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ramai-ramai memborong kedi ndaraan bermotor hingga perhiasan. Beberapa di antara mereka bahkan memborong mobil, hewan ternak serta merenovasi rumah.

“Alhamdulilah sejak harga cabai mahal perekonomian warga meningkat. Banyak dibelikan barang-barang berharga. Setahu saya ada puluhan sekitar 30 sampai 50 motor. Ada juga beli mobil,” kata Kepala Desa Pucuk Nanang Sudarmawan.

Kepala Desa Pucuk Nanang Sudarmawan mengungkapkan, hamper 95 persen dari total sekitar 1.100 KK (Kartu keluarga) yang berdomilisi di Desa Pucuk merupakan petani cabai. Ratusan warga tersebut di lima dusun, yakni Dusun Wotgaru, Dusun Pucuk, Dusun Brejel Lor, Dusun Breje Lor, Dusun Brejel Kidul, Dusun Kwagiran.

Baca juga :

Menurut presentase Nanang paling banyak petani yang memborong kendaraan motor yakni yang berada di Dusun Pucuk. Sebab, dilahan pertanian cabai di dusun tersebut tampaknya cukup luas, dengan mayoritas warganya petani cabai.

Dia menyebut, harga cabai pada 2021 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang mana harga cabai yang naik signifikan pun bertahan hampir dua bulan. Mulai dari Rp50 ribu per kg di awal panen Februari, terus naik mencapai Rp95 ribu per kg hingga mencapai angka Rp.120 ribu per kg. Selain itu, minimnya ketersediaan cabai di luar daerah membuat petani Dawarblandong menjadi pemasok.

Selain itu, hampir sebagian warga bertani cabai memiliki hasil panen yang melimpah. Pengiriman pun dilakukan, hingga Kota Semarang, Surabaya, Gresik, bahkan pulau Bali.
“Sekali panen memperoleh dua sampai tiga kwintal. Itu setiap seminggu sekali kalau dikalikan sekitar Rp24 juta dan bisa panen bisa sampai 10-12 kali satu petani dikirimnya justru keluar,” jelasnya

(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *