Aktivitas Penghijauan di Masa Pandemi oleh Ibu-ibu TP PKK Kelurahan Klender Jakarta Timur

oleh
Team Penggerak, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga. Kelurahan Klender, Jakarta Timur. Jumat, (26/2/2021) (Foto:Tk/SuryaNenggala)

Aktivitas Penghijauan di Masa Pandemi oleh Ibu-ibu TP PKK Kelurahan Klender Jakarta Timur

www.suryanenggala.id– Jakarta. Tanaman hidroponik dan budidaya ikan lele dan nila menjadi salah satu hal yang digandrungi warga selama berada di rumah, khususnya di masa pandemi Covid-19.

Usaha budidaya ikan juga tanaman hidroponik ini tidak tersentuh dampak melemahnya aktivitas masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Ibu-ibu Team Penggerak, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga atau disingkat TP PKK. Dalam hal tanaman hidroponik dan budidaya ikan lele dan nila. Yang bergabung Kelompok PKK yaitu, Dian Ovianti Ketua TP PKK , Dian Lestari Wakil Ketua II TP PKK, Siti Rapiah Wakil Ketua IV, Sri Baryati Pokja IV , Eliza Ketua Kelompok P2L, Rianti Wakil Ketua III TP PKK, Sukmawati Pokja I, Sri Minarti Wakil Ketua I TP PKK

Dian Ovianti Ketua PKK mengatakan bahwa, dengan bermodalkan bantuan dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP). Dana bantuan tersebut semuanya untuk mengembangkan budidaya ikan juga tanaman hidroponik yang di dukung dari RT dan 18 RW, dan didirikan rumah Bibit yang berlokasi dilingkungan Kantor Kelurahan Klender, Jakarta Timur. Jumat (26/2/2021)

Rumah Bibit terdapat beberapa tanaman hidroponik yaitu , bayam, sawi, dan lain-lain. Selain itu ada juga kolam beberapa kolam ikan.

Baca juga :

“Tanaman hidroponik bayam, sawi, kangkung dan beberapa tanaman sayur lainnya, bisa di panen 1 bulan sekali. Juga disisi lain untuk ikan lele panennya setelah 3 bulan dan ikan nila 5 bulan. Setelah panen, kolam ini langsung diisi kembali dengan ikan dan hasilnya di jual, dari penjualan tersebut dananya masuk ke kas. ” ujar Dian.

Aktivitas Penghijauan di Masa Pandemi oleh Ibu-ibu TP PKK Kelurahan Klender Jakarta Timur

Dian menambahkan, selama pandemi ini budidaya ikan juga tanaman hidroponik justru meningkat karena orang punya waktu banyak. Selain untuk mengisi waktu juga menjadi sumber usaha.

Sementara itu Sri Baryati Wakil ketua 1 TPPKK berkata tanaman Lidah Buaya sangat dikagumi karena proses penanamannya sampai dengan tahap panen 6 sampai 8 bulan, tanaman lidah buaya bisa diolah menjadi makanan.

Tidak hanya budidaya ikan atau tanaman hidroponik, tapi juga memanfaatkan Minyak Jelantah yang diberikan dari warga dilingkungan kelurahan Klender.

Eliza Ketua Kelompok P2 L atau Dian Lestari Wakil Ketua II mengatakan, bagaimana cara mengolah sisa-sisa minyak jelantah bekas pakai. Ibu-ibu warga kelurahan Klender sepakat untuk mengumpulkan, menyajikan jangan sampai dibuang ke selokan. Minyak jelantah yang sudah di kumpulkan akan di buat sabun juga lilin.

(TK/Andi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *