Pedagang Pasar Bantar Gebang Menolak Kenaikan Harga Kios yang Tinggi
www.suryanenggala.id –Bekasi. Pedagang Pasar Baru Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku dilema mengenai rencana revitalisasi. Harga revitalisasi yang selangit, membuat pedagang pasar Bantar Gebang akan terus mengadu ke Pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pedagang mengeluhkan nasibnya itu lantaran banyaknya ketidakberesan prosedur dan kelayakan infrastruktur, tempat dan bangunan pasar.
Yang lebih ‘menyeramkan’. Sebelum revitalisasi pasar, para pedagang ‘Dipaksa’ membayar DP alias membayar uang sebesar 30 persen dari harga revitalisasi kios dan los yang mereka miliki sesuai ukuran. Jika tidak, mereka akan terusir dan dicoret dari kepemilikan kios dan Los. Padahal kios tersebut selama puluhan tahun menjadi topangan andalan perekonomian hidupnya.
Ketua Perkumpulan Pedagang Pasar Bantar Gebang (P3B), Mulyati, yang merupakan salah satu Perwakilan Pedagang Pasar, Mulyati mengatakan pihak PT. Javana Arta Perkasa, selaku pengembang Pasar Baru Bantar Gebang sudah memberikan harga jual per kios atau los kepada para pedagang. Namun para pedagang menolaknya karena menganggap harga terlalu mahal dan mencekik.
“Kios/los lantal basement adalah sebesar Rp 63.952.200.000,- . Harga Jual Kos/los untuk lantal dasar adalah sebesar Rp.82.522.200.000,- . Sehingga dengan demikian harga jual Kios/Los untuk lantai basement dan lantai dasar adalah : Rp. 63,952.200.000, Rp. 82.522.200.000, Rp. 146.474.400.000 (seratus empat puluh enam milyar empat ratus, tujuh puluh empat juta, empat ratus ribu rupiah).Harga penjualan sebesar Rp. 146.474.400.000,- adalah harga Kios/Los untuk lantai basement dan lantai dasar, belum dihitung dari harga Kios lantai 1 sebanyak 296 Kios. Sampai sekarang belum diketahui harga jualnya per meter persegi. Namun demikian, dengan asumsi harga jual Kios untuk lantal 1 (satu) sebesar Rp. 26.000.000/m2, kalikan dengan luas efektif lantai 1 yaitu 3.036 m2. Maka harga jual Kios lantai 1 tersebut, sebesar Rp. 78.936.000.000,-” papar Mulyati. Dia merinci saat konfrensi pers bersama Asosiasi Wartawan Profesioal Indonesia (AWPI), FORMABES dan Aliansi Mahasiswa Jakarta Raya. Pasar Baru Bantar Gebang, Rabu, (03/02/2021).
Dengan situasi perekonomian yang sulit di masa Pandemi Covid-19 ini Mulyati meminta pihak Pemkot Bekasi turun tangan. Membantu menurunkan harga dari kios dan los Pasar Bantar Gebang.
Di tempat yang sama, Ketua Harian DPP AWPI Pusat, Rendi mengatakan, pada saat Pandemi Civid-19 ini perekonomian para pedang Pasar Bantar Gebang sedang mengalami kesulitan, barang dagangannya tak banyak terjual karena sepi pembeli.
“Saat ini perekonomian pedagang pasar sangat anjlok. Apalagi ditambah dengan pembayaran kios dan los yang ‘fantastis’. Ini lebih membuat para pedagang pasar terhimpit secara ekonomi dan sangat terbebani. Saya mohon Pemkot Bekasi mau berempati, ikut membantu dan turun tangan meringankan kesulitan para pedagang ini,” pungkas Rendi.
(TK)