Jenazah Pasien Covid-19 Hampir Tertukar, Pemkot Bogor Langsung Evaluasi Kinerja RSUD Bogor
www.suryanenggala.id– Bogor. Diketahui, pada Senin (4/1), DF (24 tahun) menjelaskan, Ibunya W (44) mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Kota Bogor pada Rabu (30/12) sekitar pukul 00.05 WIB. Namun, oleh petugas RSUD, surat kematian ditulis pada Selasa (29/12). Selain itu, DF menambahkan, insiden terjadi ketika jenazah Ibunya hampir tertukar dengan jenazah laki-laki yang juga berstatus positif Covid-19.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengevaluasi kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor atas insiden jenazah pasien Covid-19 yang hampir tertukar di ruang isolasi RSUD pada Rabu (30/12).
Menurut Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto ada beberapa hal yang perlu dan wajib di evaluasi pihak manajemen RSUD Kota Bogor. Ruang perawatan isolasi pasien Covid-19 tidak boleh kosong.
“Tidak boleh kosong. Apalagi, ada jenazahnya itu tetap harus ada piket di situ. ” ujar Bima pada awak media.
Kemudian Bima menambahkan jika pada saat ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia, jenazah pasien harus langsung diberi label atau tag. Ini di maksudkan agar tidak ada kasus serupa yang kembali terulang.
“Yang kedua, begitu jenazah meninggal, harus langsung dilabel. Diberikan tag atau identitas supaya tidak tertukar. Itu evaluasinya. ” tambahnya.
Menurut Bima, Ilham Chaidir selaku Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor berserta jajarannya langsung memimpin evaluasi internal. Sehingga tidak akan terulang lagi kasus demikian.
Disinggung mengenai minimnya tenaga kesehatan atau nakes yang jaga pada malam hari di RSUD, Bima tidak menampik jika saat ini nakes di RSUD memang berkurang akibat sebagian nakes yang ikut tertular.
Baca juga :
Akibatnya, pekerjaan tertentu harus di tangani nakes lain secara doubel. Dia juga sudah meminta pihak RSUD agar segera merekrut nakes baru untuk menggantikan mereka yang terpapar virus.
“Karena banyak nakes yang terpapar, kemudian jadi kurang. Jadi, saya minta tolong segera diatasi masalah itu. Kan sekarang juga sedang dilakukan proses rekrutmen oleh pihak RSUD.” Kata Bima.
Ditemui secara terpisah, Atang Trisnanto selaku Ketua DPRD Kota Bogor menyarankan agar pihak manajemen RSUD memperkuat SOP kepada seluruh nakes yang bertugas menangani pasien Covid-19. Begitupun dengan nakes harus selalu patuh dan taat terhadap SOP yang sudah ditetapkan.
Atang memahami jika para nakes semakin lelah, dan beban kerjanya bertambah berat. Dengan kondisi seperti itu, sambung dia, Apalagi, saat ini tingkat penyebaran Covid-19 di Kota Bogor semakin tinggi di angka 60 sampai 70-an kasus positif per hari. Hal itu jelas membuat ruang perawatan isolasi semakin penuh, dan nakes harus bekerja ekstra menangani pasien. Namun demikian kewaspadaan tetap harus tinggi.
“SOP tetap harus dijalankan, termasuk kegiatan di luar aktivitas penanganan medis. Kejadian tertukarnya jenazah berarti menjadi warning agar SOP tetap harus jalan. ” Ujar Atang.
(Aj)