Lawan Radikalisme, Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Aliansi Indonesia Gelar “Kenduri Merah Putih”
www.suryanenggala.id– Jakarta. Mengapresiasi tindakan tegas yang dilakukan TNI dan Polri melawan radikalisme, Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) menggelar diskusi Refleksi 2021 dengan tema “Kenduri Merah Putih”.
Acara tersebut memaparkan sejumlah giat TNI dan Polri dalam memberantas radikalisme. Dewan DPP Aliansi melalui Rumah Rakyat Aliasi Indonesia yang memiliki Motto mengajak seluruh Pejabat Tinggi Negara, TNI, Polri, pengusaha dan masyarakat Indonesia pada umumnya dengan bersama-sama menyetop dan mencegah pungutan liar, KKN, terorisme dan narkoba ini juga berdialog dengan sejumlah pemuda yang hadir dalam pertemuan itu.
Dalam pidatonya, Sekjen DKI Jaga Indonesia, Aldi mengatakan bahwa gerakan jaga Indonesia mengawali perlawanannya dengan gerakan radikalisme dan terorisme. Namun Aldi juga mengatakan keberhasilan perlawanan itu bukan karena kekuatan mereka sendiri. Tapi oleh karena dukungan teman-teman seperjuangan Merah Putih yang juga mendukung perjuangannya. Oleh karena itu Jaga Indonesia mempersembahkan kemenangan rakyat Indonesia ini kembali kepada rakyat Indonesia.
“Saya tidak berlama-lama, sekali lagi saya mengucapkan mari kita jaga Indonesia pemerintahan yang sesuai dengan konstitusi dan undang-undang agar berjalan sesuai dengan amanah dan kehendak rakyat. ” tuturnya di acara yang digelar dikawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Pintu Raya II, Jakarta Timur, (6/1/ 2021).
Sementara itu, Sekjen Aliansi Indonesia, Bustarman mengatakan bahwa hal menarik dan sering dilihat pada pemberitaan itu ada kelompok yang menentang FPI. Namun pada hari ini dirinya dipertemukan dengan pimpinan kelompok penentang itu. Menurut Bustarman, Orasi kebangsaan Aliansi Indonesia justru dari awal kelahirannya ingin mengembalikan hal-hal yang sudah dinilai menyimpang dari wawasan kebangsaan Indonesia itu ditopang oleh 5 pilar yaitu :
Baca juga :
- Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Itu pilar pertama, kalau kita tidak merdeka tidak ada proklamasi tidak tahu kita mau menaruh Pancasila dinegeri yang mana. Kita tidak tahu UUD 45 akan diterapkan dinegeri yang mana, maka harus ada wilayahnya dulu. Kita kembangkan itu proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
- Ideologi Pancasila
- UUD 1945
- NKRI
- Bhinneka Tunggal Ika
Itulah yang selalu di suarakan sejak awal oleh Aliansi Indonesia. Sebab, negara telah memberikan sikap tegas untuk melindungi segenap warga negara dalam berkeyakinan dan beragama itu tidak perlu kita perdebatkan lagi. Setelah konsensus nasional ditandatangani 18 Agustus 1945 bicara ideologi, bicara konstitusi sudah selesai.
“Jadi prinsip Lembaga Aliansi Indonesia mengembalikan lagi itu semua, mengingatkan kalau ada ideologi lain. Kalau ada isu-isu lain ideologi lain lagi kita kasih pilihan angkat kaki dari Republik Indonesia atau masuk penjara sesuai dengan hukum yang berlaku. Jadi memang gerakan jaga Indonesia ini bisa menjadi warna tersendiri ketika nanti kita bersinergi. Nanti ada Pak Aidin kita bisa bangun suatu kerjasama untuk garuda merah putih untuk NKRI ini. Jadi kalau orasi kebangsaannya dari perspektif Aliansi Indonesia adalah itu tadi membangun 5 pilar wawasan kebangsaan itu tidak bisa ditawar-tawar sudah konsensus nasional. ” ujar Bustarman.
Acara Refleksi 2021, ‘Kenduri Merah Putih’ tersebut dihadiri para tokoh peduli Indonesia seperti Ketua Umum Lembaga Aliansi Indonesia, H. Djoni Lubis, Sekjen Lembaga Aliansi Indonesia, Bustaman, Pendiri Aliansi Indonesia, Kanjeng Pangeran Norman, Sekjen DKI Jaga Indonesia, Aldi Nababan, Sekjen Nasional, Budi Djarot, Laskar Nusantara, Carry, Indonesia Timur, Andreas, Gugus Depan Covid-19, Dr. Nisel dan Ketua Umum Gerakan Haluan Bela Negara (GBHN), Silaban.
(Tk)