Terbengkalai, Situs Sirah Keteng Belum Ada Sentuhan Dinas Pariwisata
www.suryanenggala.id– Ponorogo. Sungguh disayangkan, obyek wisata sejarah yang mulai dibangun tahun 2017 di Kab. Ponorogo tepatnya Desa Bedingin Kec. Sambit yang mulai diminati pengunjung akhirnya sepi tak terawat.
Menurut sejarah yang diutarakan Marjuki, Kepala Desa Bedingin, luas total area 1 hektar dan panjang terowongan air bawah tanah sepanjang 7 km kurang lebih menembus Kedung Lesung di kaki Gunung Gajah Wringin Anom, Sambit.
Tempat yang dikenal karena penemuan kepala arca yang konon adalah Ratu Baka, tanpa badan yang pada saat itu merupakan suami putri Mamangsari atau putri dari Ketonggo, Ngawi.
Di Bulan Sura sering ada yang menyepi ataupun mandi di sungai bawah tanah. Sampai sekarang masih dipergunakan dan dikunjungi. “Padusan” tempat mandi kerajaan jaman dulu terutama yang masih menarik pengunjung.
Situs Sirah Keteng terdiri dari pelestarian kepala arca, padusan atau kolam mandi, kemudian ditemukan juga watu “pawukon” atau sistem perhitungan jawa. Kemudian kolam pancing dan museum.
“Kita arahkan supaya bisa menjadi PAD, rencana kita juga mengarah ke museum. Kemarin kita juga dibantu oleh pak Tedjo dari STKIP PGRI Ponorogo. Saya malah fokus ke museum karena banyak kolektor barang antik yang keliling sehingga saya takut barangnya lama-lama habis.” Ujar Kepala Desa Bedingin saat ditemui Surya Nenggala Kamis, (12/11/20).
Perawatan dan pelestarian situs Sirah Keteng dimulai dari dapur, perabotan, estetika ruang tamu dan ruangan depan. Bahkan sampai ke silsilah karena dirasa sangat perlu kalau mungkin masih ada trah dengan masyarakat.
“Berupa peralatan rumah tangga dan ornamen rumah sudah berhasil dirawat, selain itu ada alat pertanian. Ini merupakan silsilah dari Kerajaan Jenggala,” imbuhnya.
(LL)