5 Finalis Wajah Pesona Indonesia Kunjungi Peken Lawas Candimulyo

oleh
(Foto:LL/SuryaNenggala)

5 Finalis Wajah Pesona Indonesia Kunjungi Peken Lawas Candimulyo

www.suryanenggala.id– Madiun. Dalam rangka memperkenalkan wisata di penjuru Nusantara di kancah nasional dan Internasional, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menggelar kompetisi Wajah Pesona Indonesia (WPI) bekerja sama dengan Plor Management. Kompetisi dibagi menjadi tiga kategori usia yakni 4-9 tahun, 10-14 tahun dan 15-25 tahun.

Dalam kesempatan ini, Peken Lawas Candimulyo ( PLC ) yang berada di desa Candimulyo Kec. Dolopo Kab. Madiun kebagian kesempatan disinggahi 5 finalis WPI dari Semarang, Malang dan Kudus pada Minggu (8/11/20). Kedatangan 5 finalis di Desa Candimulyo bertujuan untuk melihat sampai seberapa peken lawas yang menyediakan makanan tradisional ini berjalan.

Dwi Juniarto, Koordinator WPI untuk wilayah Jawa Timur menuturkan, ” Kita kesini dalam rangka promosi wisata. Karena mereka tujuannya dicetak sebagai duta wisata. Tujuan kedepannya adalah program Bakti Wisata yaitu mereka bertugas memperkenalkan wisata di seluruh penjuru Indonesia melalui berbagai cara termasuk media sosial,” tuturnya.

5 Finalis Wajah Pesona Indonesia Kunjungi Peken Lawas Candimulyo
Para Pemenang WPI saat talk show wisata di Peken Lawas Candimulyo
5 Finalis Wajah Pesona Indonesia Kunjungi Peken Lawas Candimulyo
Para Pemenang WPI serta Nimas Kabupaten Madiun saat berkeliling mencicipi makanan tradisional ala PLC

Menurutnya, tinggal bagaimana PLC (Peken Lawas Candimulyo) ini akan tetap bisa bertahan, eksis dan terus berinovasi. Sehingga keberadaannya diminati masyarakat dan mampu meningkatkan pendapatan serta menambah lapangan kerja masyarakat sekitar.

Eka Rahmawati Putri, salah satu finalis yang berhasil menyabet putri terbaik pose ke-2 juga turut memberikan kesannya saat berkunjung ke PLC. “Hebat sekali dengan adanya PLC yang melibatkan peran masyarakat sekitar. Saya suka sekali dengan makanan khas dan tradisionalnya seperti pleret dan pecel. Pecel itu yang terkenal sekali,” kata Eka.

Sementara itu, Kepala Desa Candimulyo, Elya Widiastuti, S.E. ditanya soal batik yang memiliki sertifikat Kepmenkumham satu-satunya di Kabupaten Madiun, ia menuturkan, “ya saya ingin masyarakat sini bangga memiliki batik asli sehingga memiliki hak paten dan juga kepastian hukum atas barang yang digunakan, serta bisa sebagai ladang pencaharian tanpa harus keluar dari Desa Candimulyo. Menguntungkan dan bisa memberikan manfaat ekonomi dan bisnis bagi penduduk setempat,” tuturnya.

(LL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *