Reses Anggota DPRD Kesempatan Warga Stembel Pertanyakan Soal Bantuan Dan Keluhkan Soal Limbah Tahu, Warga : Sumur Tidak Layak Pakai!!!!
www.suryanenggala.id– Banyuwangi. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banyuwangi tahun 2020 telah melaksanakan reses tahap ke- 2, untuk secara langsung menjaring aspirasi masyarakat.
Seperti halnya yang dilakukan Anggota DPRD sekaligus politisi Partai PDIP Davil IV Ir. Yayuk Banar Sri Pangayom, yang melakukan reses di Desa Gambiran, Kecamatan Gambiran – Banyuwangi, (05/10/2020)
Reses DPRD ini juga di hadiri kepala Dusun Stembel Dedy Kurniawan yang pada saat itu juga mengawali kegiatan tersebut dengan sambutan. Dalam sambutannya Dedy mengucap banyak syukur dan berpesan agar ketika ada wakil rakyat yang turun kelapangan untuk warga stembel khususnya agar menjadikan kesempatan menyampaikan aspirasinya.
“Saya harap untuk warga masyarakat ketika ada wakil rakyat yang turun kebawah agar bisa dijadikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya terutama bagi para pemuda agar tidak buat gaduh dengan menilai pemerintahan dengan cara koar – koar sana sini. ” tegas Dedy
Hingga di puncak acara setelah sambutan oleh Ir. Yayuk Banar Sri Pangayom usai, kini saatnya warga masyarakat menyampaikan aspirasi, usul-usul dan keluh kesahnya.
Yang unik disini adalah pertanyaan dari salah satu warga Stembel Sutrisno yang mempertanyakan dua point. Yang pertama adalah masalah bantuan yang di nilai tidak rata atau tepat sasaran dan yang kedua adalah persoalan limbah tahu. Di atas panggung di hadapan warga stembel Sutrisno berkeluh kesah.
“Saya Sutrisno pelaku usaha warga stembel RT/RW 03/05 saya ingin bertanya kepada bu Yayuk. Yang pertama adalah masalah bantuan yang katanya dari pemerintah dan yang saya dengar ada yang dapat Rp. 600.000-, ada yang dapat sembako dan lain- lain tapi kenapa orang susah seperti saya sama sekali tidak pernah dapat. Dan yang kedua ini masalah lingkungan hidup bu, saya ingin lingkungan saya ini bersih di belakang ini limbah tahu di buang kesini dan tidak hanya limbah tahu ada juga kotoran ternak hingga membuat lingkungan kami tercemar.
Sumur di wilayah pinggiran Stembel ini sudah tidak layak pakai. Maka dari itu saya mohon solusi dari bu Yayuk. Terimakasih”. Jelasnya di hadapan warga stembel yang hadir dalam undangan tersebut.
Tidak perlu waktu lama Yayuk menjawab pertanyaan serta menanggapi keluh kesah Sutrisno. Yayuk menjabarkan persoalan bantuan yang di anggap tidak tepat sasaran itu di sebabkan oleh data sensus 2020 yang belum di ubah.
” jadi bantuan yang tadi di sampaikan pak sutrisno itu ada yang dapat Rp. 600.000-,/bulan selama 3 bulan itu yang mengulas adalah pihak Desa. Kalau untuk yang tidak tepat sasaran itu di karena data sensus tahun 2020 yang belum di rubah. Nah itu bukan salah dari menteri sosial yang baru tapi, menteri sosial yang kemarin itu”. Jelas Ir. Yayuk Banar Sri Pangayom di depan warga stembel.
“Dan untuk limbah itu lebih baik di kumpulkan saja koordinasi karena memang begitu teorinya”. Lanjut Yayuk.
Dalam waktu bersamaan Kepala Dusun membantu memberikan jawaban atas perkara limbah yang di keluhkan. Menurut Dedy perkara limbah itu sangat sulit dan sudah lama menjadi polemik dalam lingkungan Stembel.
“Dulu pernah melibatkan dari LH dan di beri bantuan alat berat tapi tidak ada hasil karena tidak ada bimbingan teknis di lapangan, dan tidak mungkin juga harus menutup usaha tahu ini karena ini adalah mata pencaharian mereka”terang Dedy
Acara pun di tutup dengan bagi – bagi kalender dengan gambar Bakal Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati No. Urut 2.
(St)